Wahai Khadijah, perempuan yang disiapkan khusus oleh Allah untuk mendampingi Rosulullah.” Sehabis tahajud, Tsani membisik lirih seperti menyapa, seperti ingin curhat, berdialog dengan Khadijah, istri Nabi. Tsani kagum dengan Khadijah karena keimanannya. Manusia pertama kali yang mengimani kenabian Muhammad. Ia seperti disiapkan khusus oleh Allah untuk mendampingi perjuangan Nabi. Sebelum wahyu pertama turun Nabi selalu bertahanut di Gua Hira, Khadijah mengantarkan bekal, kadang menunggui di luar gua.
/2
Wahai ibu kaum beriman, keimananmu bahkan sudah muncul sebelum wahyu itu disampaikan oleh Jibril. Engkau seperti ikut merasakan beban yang juga dirasakan oleh suamimu. Menjelang wahyu itu turun, secara berkala suamimu menyepi-menyendiri di gua-gua di sekeliling Makkah. Kau Khadijah, mempertanyakan saja tidak. Dengan kesetiaan yang tiada tanding, kau antar suamimu, kau pastikan bekalnya, kadang-kadang kau tunggui di luar. Bahkan pada suatu waktu, Jibril menitipkan salam dari Allah kepadamu, melalui manusia agung, Muhammad. “Wahai Khadijah, Jibril telah datang menitipkan salam kepadamu dari Allah.” Dan Khadijah menjawab, “Damai Tuhanku, dari Tuhan pula segala kedamian datang, damai pula untuk Jibril.”
Ketika suamimu bingung, dirundung kecemasan, dan ketakutan setelah Jibril datang dan mendekap suamimu menyampiakan wahyu, “Bacalah-bacalah-bacalah”. Kau melakukan hal yang tepat, kau tidak membiarkan suamimu dalam kebingungan dan ketakutan, kau tidak menyembunyikan keadaan itu. Kau datang pada manusia yang tepat. Kau ajak suamimu pada penganut Nasrani pembaca Taurot, Waraqah, sepupumu sendiri. Waraqah adalah satu dari beberapa orang yang masih memegang agama Ibrahim, mereka mengingkari keimanan kepada berhala. Mereka disebut juga kaum Al Hafiyah. Kau ceritakan apa yang terjadi pada suamimu kepada Waraqah. Dan Warakah berkata, bahwa ini adalah berita gembira sebagaimana yang diterima oleh Musa As.
Khadijah, kau jatuh cinta pada Muhammad karena budi pekertinya yang tiada tanding. Ia telah dikenal sebagai Al-Amin, orang yang dapat dipercaya. Ini adalah reputasi sebagai seorang yang amanah menjalankan usaha. Sebagain orang mengira, Muhammad menerimamu karena hartamu yang melimpah, kau yang kaya raya. Hal itu dikuatkan dengan perbedaan usia antara engkau dengan Muhammad yang berbeda jauh. Mereka tidak tahu bahwa Muhammad adalah juga seorang yang kaya, seorang usahawan yang sukses. Memulai usahanya selagi muda, dan usahanya itu masih ia jalankan setelah menikah denganmu Khadijah. Muhammad menerimamu semata-mata petunjuk dari Allah, atas engkau perempuan kuat yang telah dipersiapkanNya mendampingi Nabi.
Kau pilih Waraqah adalah pilihan yang tepat, ketepatan itu penting karena salah orang bisa menjadi bumerang. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Waraqah, suamimu menjadi mantap dan tenang. Keinginan Waraqah untuk dapat mendampingi perjuangan Muhammad yang menurut perkiraannya akan diusir, akan diperangi tidak terpenuhi karena tidak lama setelah itu ia meninggal dunia, dan masa fitrah itu datang.
Masa fitrah adalah masa jeda antara wahyu pertama ke wahyu berikutnya. Wahyu berikutnya tidak kunjung datang. Sebuah keadaan yang membuat suamimu kembali resah dan gelisah. Betapa kehadiranmu di sisinya begitu berarti wahai perempuan pilihan. Suamimu pulang dengan mengigil sebelum wahyu itu datang lagi. Ia melihat Jibril, sosok yang pernah mendatanginya dan menyeru ‘iqra’. Kau Khadijah menenangkannya. Kau menyelimuti sambil berkata, “Demi Allah, Dia tidak akan pernah menakutimu. Engkau menjalin hubungan silaturahmi, mengatasi persoalan orang lain, menyantuni kaum papa, memuliakan tamu, dan selalu berupaya menolong atas nama kebenaran.”
Dan kabar gembira yang dinanti-nanti, yang membuat suamimu gelisah itu akhirnya datang. Itu terjadi saat suamimu dalam selimut, kau Khadijah, perempuan yang menyelimutinya. “Wahai orang yang berselimut….”
/3
Apa yang kau katakan kepada suamimu itu, tentang akhlaknya seperti menyelesaikan masalah orang lain, menyantuni kaum papa pasti menggunakan harta dan harta itu pasti harta dari suamimu sendiri, bukan dari harta kekayaanmu Khadijah. Tentang akhlak inilah yang perlu aku garis bawahi dan amalkan. Bahwa di antara akhlak yang mulia adalah menjalin silaturahim, mengatasi persoalan orang lain atau tolong menolong, menyantuni kaum papa, memuliakan tamu, dan menolong atas nama kebenaran. Termasuk orang-orang yang beriman jika ia melaksanakan hal-hal itu.
Pada tahun kesepuluh kenabian kesehatanmu menurun wahai Khadijah putri Khuwaylid dari suku Asad. Memang butuh ketabahan ekstra untuk mendampingi perjuangan suamimu yang penuh tenakan di Makkah. Kaum muda menyerang pengikut suamimu yang dari golongan rendah, budak dan hamba sahaya, sementara kaum tua melakukan deplomasi dengan paman suamimu Abu Thalib. Dan akhirnya pada tahun kesepuluh kenabian, kau menghembuskan nafas terakhir. Tahun itu disebut tahun kesedihan, sebuah tahun dimana Nabi kehilangan dua orang yang dia cintai, istri yang setia mendampingi dan Abu Thalib, paman yang gigih membela.
Saat kau meninggal kira-kira berusia 65 tahun, sementara suamimu berusia 50 tahun. Kalian telah hidup berdampingan saling menguatkan selama 25 tahun. Kemudian ketiga anakmu yaitu Ruqoyyah, Ummu Kaltsum, dan Fatimah diasuh oleh Ummu Hani, adik dari Ali bin Abu Thalib.
Isra Mi’raj terjadi setelah peristiwa itu, mungkin sebagai penghiburan atas kesedihan Nabi. Allah membesarkan hati kekasihnya, Muhammad. Betapa besarnya kedudukkannya di sisi Allah, dibanding utusan-utusan sebelumnya.
/4
Tsani menutup dialognya bersama Khadijah dengan do’a. Dari perempuan-perempuan kuat, benar, dan beriman sebagaimana Khadijah, ia ingin meneladani. Suatu waktu ia ingin berbicara dengan warokoh atau Ummu Hani, manusia pertama yang diberitahu oleh Nabi perihal Isra Mi’raj dan langsung mengimani. “Jadikan aku dan saudaraku orang yang beriman dan bertaqwa dan menjaganya. Amin” Ia gigit roti sebagai saur. Tidak lama setelah itu azan subuh berkumandang. (Muhajir Arrosyid).