Di dalam cerita pendek metafor digunakan untuk menggerakkan cerita dan untuk penokohan. Dalam cerpen berjudul “Pameran fosil paus” (Jawa Pos, 14/06/2018), Kiki Sulistyo menggunakan metafor fosil untuk menggerakkan jalan cerita. Dalam cerpen itu Kiki bercerita tentang pameran fosil dan segala hal tentang fosil untuk bercerita tentang konflik yang rumit antara Daria, Sirin, Eva, dan seorang laki-laki yang menjadi pengikat mereka bertiga. Pameran fosil sebagai latar cerita sekaligus sebagai pengandaian hubungan antara Daria dan seorang laki-laki yang telah menjadi fosil. Begitu pula saat mengetahui bahwa laki-laki yang pernah menghamilinya adalah juga bapak tirinya maka ia merasa “….tidak ada lagi kehidupan lagi, baik pada fosil paus purba itu maupun pada dirinya.”
Sirin perempuan muda berkunjung ke pameran fosil paus. Sebenarnya kedatangannya bukan untuk melihat fosil tetapi untuk menemui seorang laki-laki, seorang peneliti purbakala yang dulu pernah memiliki hubungan dengannya bahkan pernah menghamilinya. Terjadi padanan antara diri Daria dengan fosil itu. Fosil itu digambarkan sedang mengandung tetapi kandungan fosil itu tidak ditemukan.
“Kau tahu, aku kemari bukan untuk melihat fosil ini.”
“Tentu. Tapi, apa yang kau cari pun sudah menjadi fosil. Jadi tidak ada bedanya.”
Dialog di atas terjadi antara Daria dan Sirin, ibunya yang sekarang menjadi istri mantan pacarnya. Sebelumnya si laki-laki ini juga punya istri bernama Eva dan telah memiliki anak yang bernama Adam. Rumit bukan?
Begitulah cerita digulirkan oleh Kiki Sulistyo, antara cerita tentang fosil dan cerita orang-orang di sekeliling fosil beriringan. Seolah-olah bercerita tentang fosil padahal sesungguhnya bercerita tentang manusia-manusia di sekeliling fosil tersebut.
Selain cara bercerita yang menggunakan metafor tersebut, saya mencatat tentang perempuan menjadi korban oleh keculasan laki-laki. Relasi hubungan mereka tidak seimbang, hidup perempuan menjadi berantakan. Tiga perempuan itu adalah Daria, seorang perempuan muda yang harus menggugurkan kandungannya. Sirin, seorang perempuan matang yang harus menghadapi kenyataan pahit, beristri dari laki-laki yang pernah berpacaran dengan anaknya sendiri dan tanpa dia ketahui juga menghamilinya, juga Eva, perempuan yang punya hubungan, (tidak dijelaskan sejauh mana hubungannya entah sudah diperistri atau sekadar pacar) yang telah memiliki anak bernama Adam. Segagah apakah laki-laki itu hingga banyak perempuan terpikat?