Khadijah, kau umur 65 tahun. Saat menikah dengan Nabi, kau berumur 40 tahun sedangkan Nabi umur 25 tahun. Saat Nabi diangkat menjadi rosul kau berumur 55 tahun, engkau meninggal di tahun kesepuluh kenabian.
Kau, Khadijah adalah perempuan yang disiapkan oleh Allah untuk mendampingi Muhammad menjadi Nabi. Kau seperti sudah mengetahui bahwa Muhammad akan menjadi Nabi kelak. Kau adalah orang pertama yang mengimani kenabian Muhammad. Kau tidak pernah menanyakan segala hal yang dilakukan Nabi menjelang kenabian, mengantar ke gua hira, mengantarkan bekal. Kau seperti tahu kebutuhan Nabi dan seperti ikut merasakan kebutuhan Nabi untuk berkhalwat. Khadijah kau merawat seluruh keluarga Nabi termasuk Ali dan Zayd. Saat keempat putri kalian dirundung duka karena kepergianmu, Abi menenangkan. “ Baru saja Jibril datang kepadaku mengucapkan selamat dan mengatakan, “Allah telah menyiapkan tempat baginya di surga.”
Terhadap peristiwa turunnya wahyu yang membuat Muhammad menggigil, Kau, Khadijah tidak merasa ngeri sedikitpun. Kau tetap tenang menguasai keadaan, hal itu karena keyakinanmu terhadap suamimu yang berkelakuan baik tidak mungkin dikecewakan oleh Allah. Engkau, Khadijah juga mengambil langkah yang tepat dengan membawa Muhammad ke sepupumu Waraqah dan mampu menenangkannya. Pantas kau digelari ummul mukminin, ibu dari orang-orang yang beriman.
Kata Khadijah: “Demi Allah, Dia tidak akan pernah menakutimu. Engkau menjalin hubungan silaturahmi, mengatasi persoalan orang lain, menyantuni kaum papa, memuliakan tamu, dan selalu berupaya menolong atas nama kebenaran.”
Kemudian engkau Abu Thalib. Paman yang selalu melindungi perjuangan Nabi. Engkau yang selalu didesak untuk menghentikan langkah Nabi tetapi kekeh melindungi putra saudaramu itu.
Meningalnya dua orang kinasih ini dalam waktu yang berdekatan menimbulkan duka yang mendalam.
