PSD dan PSG saudara kembar yang berbeda nasib

Foto ini di stadion Pancasila Demak. Aku sengaja hanya menampilkan bagian sudut tertentu. Orang menyebut hal ini adalah framing, menunjukkan bagian tertentu dan menyembunyikan bagian yang lain, demi keperluan tertentu. Berbicara tentang stadion maka kita akan berbicara tentang olahraga. Kondisi stadion menggambarkan sebuah kota mengurus olahraganya. Di stadion ini ada lapangan voli, GOR untuk lapangan bulutangkis, dan lapangan sepakbola.

 

Izinkan saya untuk mundur beberapa langkah mengingat sepakbola di tempat lahir ku. Dulu di Karangawen setiap Agustus ada turnamen sepakbola antar desa. Aku sering melihat perkelahian. Terkadang tawuran, pengeroyokan, saling serang gara-gara sepak bola itu. Sampai akhirnya turnamen itu berhenti. Turnamen yang gagal difungsikan sebagai ajang pencarian dan pengembangan bakat.

 

Tidak heran jika sampai sekarang aku belum melihat, PSD, tim kebanggan masyarakat Demak ini melangkah lebih jauh. Hal ini jika dibandingkan dengan klup sepakbola kabupaten di sekitarnya seperti Persiku, Persijab, dan PSIS. Orang Demak terlalu sopan, karena mungkin mereka tidak mau bertengkar dan mengalahkan saudaranya lain daerah, mereka mengalah. Maka dari itu stadion pun tidak perlu dibangun bagus-bagus. Saya heran antara PSD (Persatuan Sepakbola Demak) dan PSD (Paris Saint-Germain Football Club) hanya beda satu huruf kok nasibnya beda jauh.

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 143

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.