Catatan akhir Ramadan

Sa’ad sahabat Nabi miskin dan rajin beribadah. Jibril melalui Nabi memberikan dua dirham untuk modal usaha. Usaha Sa’ad berkembang. Kesibukannya mengurangi giatnya di Masjid. Sa’ad berubah. Nabi sedih karena hal itu. Jibril bertanya, kondisi yang mana yang lebih disukai oleh Rasulullah? Rasullullah menjawab, “Kondisi yang lalu jauh lebih baik baginya.”

Bergiat ibadah itu bukan agar mendapat imbalan dunia dari Allah. Takwa, kepasrahan adalah puncak. Kita diseru untuk bertakwa, tidak diseru untuk kaya, terkenal, mashur, pintar. Boleh kaya, pintar, masyhur, dll tetapi melakukan itu karena kita pasrah dan dijalankan oleh Allah. Puncak kita sebagai makhluk adalah ketika kita mampu meninggalkan yang Dia larang dan melakukan yang Dia perintahkan semampu kita.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allah maha besar maka segala urusanmu, masalah mu itu kecil. Allah maha besar maka segala yang kau miliki segala kekuasaan yang sekarang sedang kau pegang itu kecil. Hanya dia yang besar. Ia yang menang adalah ia yang taqwa. Selamat lebaran. Mohon maaf lahir dan batin.

Muhajir Arrosyid dan Keluarga.

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 143

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.