Seorang Pendekar tentu saja punya senjata andalan. Tapi kita bisa membedakan mana pendekar mumpuni dan mana pendekar yang baru memulai masuk ke dunia persilatan. Jika kita melihat seorang pendekar menaruh senjatanya di depan, ia bermaksud orang dapat langsung bisa melihat senjata andalannya, itu berarti pendekar kemarin sore. Pendekar kemarin sore juga menggunakan jurus tertinggi untuk […]
Percakapan dari balik tirai
“Silakan duduk di situ. Di meja ada jeruk hangat kesukaanmu, minumlah. Ada juga pisang goreng, silakan dinikmati.” Sam duduk di taman rumah Kos Tsani, sendiri. Sementara Tsani duduk di teras. Antara mereka disela oleh tirai yang terbuat dari bambu. Kupu-kupu hinggap dari anggrek menuju melati, berpindah lagi ke mawar kemudian pergi ke taman sebelah. Gantian […]
Pidato Menanam Pohon
Syukur Alhamdullilah kita panjatkan atas rahmat dan keselamatan dari Allah Subkhanahuwataala. Kita masih diberi ketetapan iman. Semoga kita menjadi golongan orang-orang yang selalu meningkat ketakwaannya. Mari kita sapa Rasulullah, dan sahabat-sahabat beliau, yang berdakwah Islam hingga saat ini sampai ke negeri kita Indonesia. Ia, Rosulullah satu-satunya pemberi syafaat kelak saat dihari akhir. Allahumma solli ala […]
MIZAN DAN KAMAR KOTORNYA
Minggu pagi, sekolah libur. Mizan bangun siang. Selesai salat subuh Mizan tidur lagi. “Mizan, selesai salat subuh jangan tidur lagi ya. Ayo bekerja.” Suruh Ibu, tetapi Mizan tetap tidur lagi. Mumpung libur, ia bebas hari ini. Ia akan tidur sesukanya. Mizan kelas lima SD, ia anak kedua. Kakaknya sudah SMP dan tinggal di pondok pesantren. […]
Keindahan itu murah asal telaten
Hari ini aku tidak masuk kerja karena kurang enak badan. Sekira pukul 09.00 aku mengajak istri untuk pergi jalan-jalan. Kemana entahlah. Kami mengajak Nawa, anak kedua kami. Bening, anak pertama kami sedang di Mbahnya. Kami jalan tanpa arah, kemudian mampir di toko bunga, tanya harga-harga bunga ternyata mahal semua. Akhirnya kami hanya membeli pot. Bunga […]
TANGAN YANG MENANAM PENUH KEBERKAHAN
Sore itu Sam memutuskan pualng ke Demak. Ia naik angkot. Sam ingin mendengar suara di angkot tentang yang diperdebatkan oleh publik akhir-akhir ini-tentang politik, tentang pemilihan presiden. Sam ingin mendengar suara lain, suara yang gaduh di media sosial. Dari kos ke terminal Terboyo, Sam diantar oleh ojek online. Belum sore benar, orang-orang belum saatnya pulang […]
Dimanakah rakyat di Sabhaparwa?
Usai begadang semalan bersama Yusuf di tepi laut, Sam bangun kesiangan. Matanya terbuka saat matahari sudah menyala menerobos jendela. Sam keluar kamar untuk cuci muka. Sudah ada sarapan di meja makan, sambal dan udang goreng. Sam berjalan meninggalkan rumah ke tepi sungai. Ia duduk di atas perahu yang berjajar di tepi sungai. Dengan HP nya […]
Untuk apa membaca Sabhaparwa hari ini?
“Sebenarnya pacarmu itu Tsani apa Septi, Sam?” Yusuf bertanya kepada Sam. Pertanyaan tanpa basa-basi tepat ke sasaran. Sam hanya melirik sebentar kepada Yusuf kemudian tatapannya kembali lagi ke laut, ke titik cahaya pada kapal yang bergerak. “Mereka berdua hanya sebatas teman. Aku belum punya pacar. Aku belum punya pekerjaan, lulus kuliah saja belum. Skripsi bolak-balik […]
Berhenti pada keimanan dan berjalan mencari kebenaran
“Tsani, kamu jahat. Kamu tidak adil. Kamu hanya ingin menangmu sendiri. Kamu hanya memanggilku saat kamu membutuhkanku. Sementara ketika aku ingin diskusi denganmu kamu menghindar.” Itu adalah pesan WA terakhir yang diterima Tsani dari Sam. Tsani tahu itu adalah puncak kemarahan Sam. Tiga kali Sam meminta waktu untuk bertemu dan Tsani selalu menolak. Bukan […]
YANG MEMBATU DALAM KALBU
Sebuah sore di Kota Semarang. Seorang laki-laki duduk di sebuah bangku. Namanya Mazin Ibnu Ibtisam. Ia membaca sebuah buku bersampul hijau. Sam, begitu ia biasa dipanggil oleh Tsani, perempuan yang sedang ditunggunya. Sam tenggelam dalam lautan kata-kata bacaannya. Ia menggaris-garis bagian-bagian penting, memberi catatan-catatan di pinggir buku. Tsani, perempuan yang dia tunggu datang, keluar dari […]
Ada gengsi di sekolah
Ada gengsi di sekolah. Mula-mula adalah citra sekolah, kemudian menjadi gengsi bagi yang mau mendaftar ke sekolah tertentu. Gengsi akan naik jika seseorang mampu sekolah di sekolah yang memiliki citra baik. Bagi sekolah tidak dosa membangun cutra, bahkan citra baik harus diperjuangkan. Citra bukan hanya perkara luaran tetapi juga hingga ke dalam. Bukan hanya pupur, […]
Menolak menjadi Supporter
Dalam pengantar sebuah buku karya saya, guru saya, Ramatyan Sarjono menyatakan menolak menjadi supporter. Kita harus bermain sendiri di lapangan sendiri, meskipun lapangan itu kecil, sepi hanya ditonton oleh teman sendiri, katanya. Sebelum obrolan kita lanjutkan kita kembali ke sang Empu kata-kata itu dulu. Beliau adalah Ramatyan Sarjono. Dulu beliau adalah penggerak kesenian di Demak, […]